PENERAPAN METODE DALAM RENCANA PENGAJARAN

PENERAPAN METODE DALAM RENCANA PENGAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok
Mata Kuliah MKPAI
Dosen Pembimbing :  Dr. H. Muh. Wasith Achadi, S.Ag. M.Ag




Disusun oleh :
Habibi
Muhammad Khusnudin   (14120037)
Semester 5 B

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO
2016





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan anugerah kehidupan, lindungan dan ilmu yang membuat kita lebih paham tujuan kita hidup di dunia. Dan dengan Rahmat-Nya kami bisa menyusun makalah ini. Tak lupa Shalawat serta salam selalu kita sampaikan kepada nabi Muhammad saw yang telah memberikan keteladan hidup dan akhlak yang terbaik bagi umatnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang bagaimana Penerapan Metode Rencana Pengajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak – pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini, diantaranya :
1.             Bapak Dr. H. Muh. Wasith Achadi, S.Ag. M.Ag selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Khusus Pendidikan Agama Islam ( MKPAI ).
2.             Teman – teman seperjuangan semester V B.
3.             Pihak – pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah kali ini, penulis membahas tentang Penerapan Metode dalam Rencana Pengajaran. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Purworejo, 21 Desember 2016

Penyusun






DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                                       1
Daftar Isi                                                                                                                                 2
BAB I                                                                                                                                     3
Pendahuluan                                                                                                                           3
A.    Latar Belakang                                                                                                              3
B.     Rumusan Masalah                                                                                                         3
C.     Tujuan Masalah                                                                                                             3
BAB II                                                                                                                                                4
Pembahasan                                                                                                                            4
A.    Penerapan Metode dalam Rencana Pengajaran                                                             4
B.     Apa yang dimaksud dengan Quantum Teaching dan Model Pembelajaran
Quantum Learning                                                                                                        10
BAB III                                                                                                                                  13
Penutup                                                                                                                                   13
A.    Kesimpulan                                                                                                                    13
B.     Saran                                                                                                                              13
Daftar Pustaka                                                                                                                                    14










BAB I
PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan saat ini masih diselimuti aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantaranya hal menerapkan metode dalam proses pembelajaran. Namun untuk menentukan metode dalam pembelajaran dibutuhkan perencanaan-perencanaan yang matang. Karena tanpa didukung perencanaan metode pembelajaran, proses belajar akan terasa kaku dan setatis sehingga menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang maksimal dan monoton.
Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, kalau ia benar-benar menginginkan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah mencukupi. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan dapat mengunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima. Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya memang memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan teknik atau metode yang akan dipergunakan.[1]
B.            RUMUSAN MASALAH
1.             Bagaimana Penerapan Metode dalam Rencana Pengajaran ?
2.             Apa yang dimaksud dengan Quantum Teaching dan Model Pembelajaran Quantum Learning ?
C.           TUJUAN MASALAH
1.             Untuk mengetahui Penerapan Metode Rencana Pengajaran.
2.             Untuk mengetahui dimaksud Quantum Teaching dan Model Pembelajaran Quantum Learning.







BAB II
PEMBAHASAN
A.           Penerapan Metode dalam Rencana Pengajaran
1.    Pengertian Metode Pengajaran
Metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar pererta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.[2]
Metode pengajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai proses pembelajaran. Penerapan atau penggunaan metode pengajaran sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Metode Mengajar itu sangat banyak sekali diantaranya ialah :
a.       Metode ceramah
b.      Metode diskusi
c.       Metode tanya jawab
d.      Metode demonstrasi
e.       Metode karyawisata
f.       Metode kerja kelompok
g.      Metode Pemecahan masalah
h.      Metode Penugasan
i.        Dan lain-lain
Semua metode yang disebutkan diatas boleh saja dipergunakan dalam pendidikan Islam asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Ayat-ayat dalam Al-qur’an dan Hadist yang dijadikan dasar dari metode-metode tersebut diatas.
Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mana yang terbaik, yang paling sesuai atau efektif. Sebab suatu macam metode mengajar menjadi metode yang baik sekali pada seorang guru, sebaliknya pada guru yang lain pemakaiannya menjadi jelek. Begitu pula metode yang umumnya dikatakan baik, gagal pada guru yang tidak menguasai teknik penguasaannya. Itu semua sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan menggiatkan seluruh program kegiatan belajar-mengajarnya.
Proses pembelajaran agar dapat efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat dari kegiatan peserta didik.
b.      Metode tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum dasar yang mengatur pengoprsiannya.
c.       Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
d.      Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran.
e.       Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan-perbedaan individual dan mengunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik.
f.       Metode harus merangsang kemampuan berfikir dan nalar para peserta didik.
g.      Metode tersebut harus di sesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal ketrampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik.
h.      Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi.
i.        Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan yang menyangkut proses defe-rensiasi dan integrasi.
j.        Metode tersebut harus member peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
k.      Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain.
l.        Satu metode dapat digunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran satu materi atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
m.    Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.[3]
2.    Penerapan Metode Pengajaran
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penerapan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar berserta penerapannya.
a.    Metode Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alas an keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung pada kualitas personalities guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam member penjelasan yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah ialah, penerangan dan penurutan secara lisan oleh guru kepada siswa. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam memperjelas penuturan/penyajiannya, guru dapat menggunakan alat-alat batu, seperti : bendanya, gambarannya, sket, peta dan sebagainnya.[4]
Keuntungan metode ceramah :
·         Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang sama, sehingga pendidik dapat mengawasi peserta didik sekaligus.
·         Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.
·         Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
·         Pleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.
Kelemahan-kelemahan metode ceramah:
Ø  Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada pendidik).
Ø  Pendidik kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauhmana perseta didik telah menguasai bahan ceramah.
Ø  Pada peresta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang dimaksudkan pendidik.
Ø  Sering sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang tidak/kurang dimengerti pererta didik diarahkan untuk mengikuti pikiran pendidik.
Ø  Tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah, dan pikiran.
Ø  Kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecakapan untuk mengeluarkan pendapat sendiri.
Ø  Cenderung membosankan dan perhatian peserta didik berkurang, karena pendidik kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis peserta didik, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur hati mereka.
Langkah-langkah pelaksanaan Metode Ceramah
1)        Persiapan.
Tujuan persiapan ini ialah :
a)      Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan masalah atau pokok-pokok masalah, apakah yang akan dibahas dalam pelajaran itu.
b)      Membangkitkan bahan appesepsi pada siswa untuk membantu siswa memahami pelajaran yang disajikan.
2)        Penyajian.
Pada tarap ini disajikan bahan yang berkenan dengan pokok-pokok masalah.
3)        Generalisasi.
Pada saat ini unsur yang sama dan yang berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah ceramah.
4)        Aplikasi Peggunaan.
Pada langkah ini, dimana kesimpulan atau konklusi yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu.[5]
b.    Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tenteng bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.[6]
Pendidik mengharapkan dari peserta didik jawaban yang tepat dan erdasarkan fakta. Dalam tanya-jawab, pertanyaan ada kalanya dari pihak peserta didik (dalam hal ini pendidik atau peserta didik yang menjawab). Apabila peserta didik tidak menjawabnya barulah pendidik memberikan jawabannya.
Dilihat dari waktu penyampaian, pertanyaan dibagi menjadi tiga yaitu :
1)        Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk menerima pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
2)        Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar-mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian pelajaran dan menarik sebagai fakta baru.
3)        Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang dimaksudkan untuk mengulang, atau menyimpulkan materi pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Tanya jawab.[7]
1)        Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebuh dahulu dengan sejelas-jelasnya.
2)        Pendidik harus menyelidiki apakah metode Tanya jawab satu-satunya metode yang paling tepat dipakaikan.
3)        Pendidik harus meneliti untuk apa metode ini dipakaikan, apakah :
a)      Dipakaikan untuk mmenghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran yang baru.
b)      Untuk mendorong peresta didik supaya mempergunakan pengetahuan untuk memecahkan suatu masalah.
c)      Untuk menyimpulkan suatu uraian.
d)     Untuk mengingatkan kembali terhadap apa yang dihafalkan peserta didik.
e)      Untuk menuntun pemikirannya.
f)       Untuk memusatkan perhatiannya.
4)        Kemudian pendidik harus meneliti pula, apakah :
a)      Corak pertanyaan itu mengandung banyak permasalahan atau tidak.
b)      Terbatasnya jawaban atau tidak.
c)      Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong peserta didik berfikir untuk menjawab.
5)        Pendidik memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak itu dapat diterima.
6)        Pendidik harus mengajarkan cara-cara pembuktian jawaban dengan :
a)      Mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku, majalah, harian dan lain sebagainya.
b)      Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya.
c)      Dengan menjelaskan dipapan tulis dengan berbagai argumentasi.
d)     Membandingkan dengan apa yang pernah dilihat peserta didik.
e)      Menguji kebenarannya terhadap orang-orang yang ahli.
f)       Melakukan experiment untuk membuktikan kebenaran.
Keuntungan Metode Tanya jawab
·         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.
·         Pendidik dapat dengan segera mengetahui kemajuan peserta didiknya dari bahan yang telah diberikan.
·         Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari peserta didik dapat mendorong pendidik untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebuh lanjut.
Kelemahan Metode Tanya jawab
Ø  Pemakaian waktu yang lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah.
Ø  Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara pendidik dan peserta didik.
Ø  Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok. Karena pertanyaan selalu sulit dan terasa kurang oleh peserta didik maka kadang-kadang jawaban peserta didik menyimpang dari persoalan.
Ø  Apabila peserta didik terlalu banyak tidak cukup untuk memberi giliran kepada setiap peserta didik.
c.    Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.[8] Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya aktifitas peserta didik kalau sekiranya pendidik menjelaskan manfa’at bahan pelajaran bagi peserta didik dan masyarakat.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pemecahan Masalah[9]
1)        Persiapan
a)      Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu dipersiapan oleh pendidik.
b)      Pendidik menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam memecahkan masalah.
c)      Pendidik memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d)     Problem yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang peserta didik untuk berfikir.
e)      Problem harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2)        Pelaksanaan
a)      Pendidik menjelaskan secara umum, tentang masalah yang dipecahkan.
b)      Pendidik meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang akan dilaksanakan.
c)      Peserta didik dapat bekerja secara individu atau berkelompok.
d)     Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak.
e)      Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudian didiskusikan mengapa pemecahan tidak ditemukan.
f)       Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pemikiran.
g)      Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga dijajikan fakta.
h)      Membuat kesimpulan.
Keuntungan Metode Pemecahan Masalah
·         Melatih peserta didik untuk menghadapi problem-problem atau situasi-situasi yang timbul secara sepontan.
·         Peserta didik menjadi aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab sendiri.
·         Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan.
·         Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Kelemahan Metode Pemecahan Masalah
Ø  Memerlukan waktu yang lama.
Ø  Murid yang pasif dan malas akan tertinggal.
Ø  Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.
B.            Pengertian Quantum Teaching dan Penerapan Pembelajaran Quantum Learning
1.    Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitas Supercamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Eccelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligence (Gardner). Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry. Cooperative Learning (Johnson), dan Elemens of Effective Intruction (Hunter).[10]
Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensory, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis dan mudah diterapkan.
Quantum Teaching yang dibangun mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum Teaching berdasarkan konsep Bawalah Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas utama, alasan dasar yang berada dibalik segala strategi, model dan keyakinan Quantum Teaching.[11]
Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan langkah-langkah pengajaran dengan eman langkah yang tercermin dalam istilah Tandur.
1.        Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut bagi guru dan murid.
2.        Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.        Namai, untuk ini harus yang disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi :yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si anak.
4.        Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka tahu.
5.        Ulangi, yakni tunjukkan kepada pelajar tentang cara-cara mengulangi materi dan menegaskan.
6.        Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolahan ketrampilan dan ilmu pengetahuan.
   Dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam Quantum Teaching tersebut terlihat adanya empat ciri sebagai berikut[12]
1.        Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran, hal ini terlihat bahwa terdapat unsur kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran.
2.        Memungkinkan tergali dan terekpresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.
3.        Adanya kepuasan pada diri si anak.
4.        Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan.
5.        Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.
          Metode pembelajaran dalam Quantum Teaching tampak lebih komprehensif dibandingkan dengan berbagai metode pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Dengan kata lain bahwa dalam Quantum Teaching terkandung berbagai macam-macam metode pembelajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah (problem solving), diskusi, simulasi, eksperimen, penemuan, dan proyek atau unit. Berbagai metode ini satu dan lainnya saling bersinergi membentuk Quantum Teaching.

2.    Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar di kelas, “Quantum Learning” menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan metode pemberian tugas. Menurut Surachmad dalam Sunaryo (2001: 3),
Ø  Metode ceramah bermanfaat untuk mengetahui fakta yang sudah diajarkan dan proses pemikiran yang telah diketahui serta untuk merangsang siswa agar mempunyai keberanian dalam mengemukakan pertanyaan, menjawab atau mengusulkan pendapat.
Ø  Metode demonstrasi membantu siswa dalam memahami proses kerja suatu alat atau pembuatan sesuatu, membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret serta menghindari verbalisme, merangsang siswa untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri.
Ø  Metode kerja kelompok akan membuat siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugas dan menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
Ø  Metode eksperimen membantu siswa untuk mengerjakan sesuatu, mengamati prosesnya dan mengamati hasilnya, membuatsiswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri.
Ø  Metode pemberian tugas akan membina siswa untuk mencari dan mengolah sendiriinformasi dan komunikasi serta dapat membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.[13]
Metode yang telah dikemukakan di atas tidak ada yang sempurna bila berdiri sendiri, sehingga harus digunakan secara bergantian untuk saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada. Penggunaan berbagai metode penyajian pelajaran secara bergantian akan membuat siswa menikmati kegiatan belajarnya dan tidak merasakan belajar yang monoton, serta perbedaan karakteristik pada siswa dapat terlayani dengan baik.
Menurut Eggen dan Kauchak yang dikutip oleh Sunaryo (2001: 1) siswa belajar secara efektif bila siswa secara aktif terlibat dalam pengorganisasian penemuan pertalian-pertalian dalam informasi yang dihadapi. Siswa dikatakan aktif jika ikut serta mempersiapkan pelajaran, gembira dalam belajar, mempunyai kemauan dan kreativitas dalam belajar, keberanian menyampaikan gagasan dan minat, sikap kritis dan ingin tahu, kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, pengembangan penalaran induktif dan pengembangan penalaran deduktif.[14]




BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Metode pengajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai proses pembelajaran. Penerapan atau penggunaan metode pengajaran sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penerapan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mana yang terbaik, yang paling sesuai atau efektif. Sebab suatu macam metode mengajar menjadi metode yang baik sekali pada seorang guru, sebaliknya pada guru yang lain pemakaiannya menjadi jelek. Begitu pula metode yang umumnya dikatakan baik, gagal pada guru yang tidak menguasai teknik penguasaannya.
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitas Supercamp. Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensory, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi.
Dalam kegiatan belajar di kelas, “Quantum Learning” menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan metode pemberian tugas.
B.            Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan yang kami peroleh.
Hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap pada semua pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Aamiin





DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia,1994).
                ,Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2014).
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indosesia, (Jakarta: Kencana, 2003).



[1] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994) hal. 103
[2] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Radar Jaya,2014) hal.3
[3] Ibid… hal.10
[4] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994) hal. 129
[5] Ibid… hal.133
[6] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Radar Jaya,2014) hal. 451
[7] Ibid… hal.456
[8] Ibid… hal.503
[9] Ibid… hal.504
[10] Abuddin Nata.2003.Manajemen Pendidikan:Mengatasi Kelemaha Pendidikan Islam di Indonesia.Jakarta:Prenada Media.  hal. 35
[11] Ibid… hal. 36
[12] Ibid… hal. 37
[13] http://id.scribd.com/doc/51986305/makalah-model-pembelajaran-quantum
[14] -Ibid …

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kedudukan ijma

Tentang Halal Haram dan Syubhat